Kamis, 17 Februari 2011

Stt... Sini, Tak Bisikin...



Akhirnyaaa….
Tiba juga waktunya berbagi guratan-guratan jemariku lewat blog Fingers’ Flow ini. Dipersiapkan dengan penuh sabar, memfoto dan menata file membuatku bernostalgia dengan diri sendiri. Masuk kembali ke setiap gairah momen terjadinya guratan-guratan ini.

Kalau ga salah ingat, pertama kali bermain dengan crayon itu pas waktu TK. Ya, semua anak TK pasti bermain dengan crayon. Biasanya membuat gambar yang sudah jadi template anak-anak kebanyakan “gambar pemandangan dengan dua gunung, satu matahari di tengah, awan seperti kacang, padi di sawah seperti tanda centang, burung seperti huruf M, dan pohon yang seperti itu (Kamu tauk kan maksudku?)”, dan kalau menggambar seperti itu dengan rapih, akan dapat nilai 8 dengan pujian “gambar pemandangan bagus”. Tapi gambar favoritku adalah “Suasana Pawai” (yang diajarin Bu Guru)  dan “sesuatu bulat-bulat seperti eek kambing yang ditata menyerupai lubang dakon” (mungkin ini diajarin Paman Kambing), ga tauk apa maksud gambarku yang satu ini. Aku cuma suka saja menggambarnya, dan anak kecil biasanya selalu mengulangi hal-hal yang kadang tidak masuk akal (untuk orang dewasa), teruuuus diulangi karena nyaman dan menyenangkan. 

*itu crayon yang dibeliin Mama jaman SMA, tadi ketemu lagi.
 
 

  
Hmmm… Apalagi yaa kesukaanku……….? Oh, menggambar hujan! Jadi waktu itu Aku membuat tetesan air hujan dengan cara mengangkat tinggi crayon di jariku lalu meluncurkan ke bawah sampai di kertas, menjadi titik yang seperti terhentak keras. Aku hentakkan di sini dan di situ, ya karena hujannya deras jadi hentakannya juga keras. Tapi dimarahin sama Bu Yustin gara-gara berisik. Jadi Aku berhenti menggambar hujan. Padahal namanya juga hujan deras. Kalo mau ga ada bunyinya namanya kentut. Dan kalo kentut yang ga bunyi pasti bauknya minta ampun, huahahahhaa!!

*ini dia nih gambar yang Aku ceritain. Jadi inget pernah ngerasa jemu sekali di depan kertas gambar sambil megang crayon, pengen gambar tapi di kepala cuman ada ide ini doang.. Kasian Aku :(
Sejak SD sampai sekitar SMP Aku suka sekali melihat orang menggambar. Karena Aku berpikir dan sering bilang, “Aku ga bisa nggambar”. Iri rasanya, berkhayal bisa memiliki jemari gemulai seperti orang-orang yang Aku lihat bisa nggambar dengan bentuk yang nggenah dan “dapat dilihat sebagai gambar”. Ketika SMA, Aku minta dibeliin crayon lagi sama Mama. Setiap hari Aku bawa, terkadang buat gurat-gurat. Ngerasa nyaman aja bawanya. Padahal jarang buat gambar.

Waktu mulai awal kuliah, Aku masih selalu menyimpan crayon di tas. Kemana-mana Aku bawa. Gambar dimanapun dan apapun, terkadang dengan bentuk yang ga jelas sehingga orang ga ngerti. Terkadang main menggambar dan membaca dengan teman-teman. Jadi setelah menggambar bebas, Kita saling membaca, “waah, Kamu lagi ngerasain ini,  yaa? Itu, ya? Anu, yaa? Bla..bla..bli..blii..bluuu”.

Sampai suatu hari bertemu dengan sahabat yang juga suka gambar, sering bermain gambar bareng, dan Aku pernah bilang, “Aku ga bisa gambar”. Langsung disaut dengan tegas, “Semua orang bisa gambar!”. Sejak saat itu pikiranku berubah. Yang tadinya kupikir sebuah gambar itu adalah gambar yang bentuknya bisa dimengerti orang, ternyata tidak. Inget juga, waktu SMA, suatu siang Aku dan crayonku menikmati siang di pendopo. Lama sekali Aku ga mulai-mulai menggambar. Teman lelakiku nanya, "Kok ga gambar, Dek?" Aku jawab, "Bentar toh, Aku lagi mikir mauk gambar apa". Dia bilang, "Loh, gambar aja, ga usah kelamaan dipikir mau gambar apa". Semenjak semua celetukan itu, apapun yang Aku hasilkan dari guratan jemariku, itulah gambar. Aku punya ceritaku di situ yang Aku sampaikan dengan caraku. Pernah juga Aku berhenti gambar karena Aku ngerasa gambarku lagi jelek dengan emosi yang jelek, Aku ga suka. Karena saat itu konsentrasiku sedang terbagi tapi ingin terus menggambar. Dan Sahabatku bilang, “Biarin. Terus saja gambar. Itu akan menjadi proses perjalananmu dan Kamu semakin menemukan karaktermu. Keluarkan saja terus”.  Ya, dan jemariku terus melenggang sampai sekarang.


Memasukkan satu demi satu file koleksi guratan jemari berdasarkan urutan waktu seperti melihat cerita diri. Teman Imajinerku pernah menuliskan:






Ya. Yaa! Bener juga, ya? Hal-hal yang Aku lihat, alami, Aku endus, raba, pikirkan, temukan, bahkan yang belum Aku temukan, ingin Aku bagi di sini, Fingers’ Flow.

Guratan warna-warni ini menjadi temanku bercerita, terkadang mereka bercerita juga untukku, dan sekarang juga untukmu.

Selamat menikmati..!







Tidak ada komentar:

Posting Komentar