Jumat, 22 April 2011

Januari 2011



TEMAN IMAJINER
Januari 2011
Oil pastel on paper




* Mengulik kembali masa kecil. Dimana kebebasan, kepolosan dan ketulusan memiliki ruang yang legowo untuk dinikmati. Dimana saraf-saraf Kita masih lentur untuk berimajinasi, hingga dapat bertemu dengan teman tak kasat mata. Yang Kuulik dari diriku, pada waktu kecil Aku tidak bertemu mereka, tapi justru ketika sudah SMP sampai SMA.





MATAHARI JIWA
Januari 2011
Oil pastel on paper


*Mengingat kembali pelajaran biologi tentang iritabilita. Adalah kemampuan dimana setiap organisme mampu menerima dan menanggapi rangsang. Adalah gerak tropisme positif, dimana tanaman bergerak menanggapi rangsang yang salah satunya adalah sinar matahari.

Begitu juga yang sering Aku lihat dari setiap diri, selalu mencari matahari hidupnya. Matahari yang selalu berada di langit dan setiap diri memperjuangkan untuk mencapai langit yang menjadi simbol tempat segala harapan. Namun ketika sudah mencapai dan merajai langit, gelisah pencarian tetap ada karena belum kunjung berjumpa dengan rangsang jiwanya. Dimana ketika dapat membebaskan diri dari simbol, matahari jiwanya bukanlah lagi di langit, bukanlah yang besar dan gagah namun matahari yang sederhana. Tapi itulah dia ternyata sejujurnya, matahari jiwanya.





RUANG LARA
16 Januari 2011
Carchoal, color pencil, oil pastel on paper

 






BICARA
25 Januari 2011
Oil pastel on paper







NAH, AKHIRNYA!
25-28 Januari 2011
Oil pastel on paper


* Ketekunan memanggil sebuah harapan dan akhirnya tiba seperti kejutan yang menjuntai dari langit.

Jumat, 18 Maret 2011

November 2010

ADA SESUATU
November 2010
pencil and ink on paper


*seseorang yang Aku ingin tau sudah sejak beberapa tahun yang lalu. Hingga akhirnya memiliki kesempatan untuk lebih dekat mengenal. Seperti ada hutan di antara dirinya.




TREMOLO
14 September 2010
carchoal, color pencil and oil pastel on paper


*Getaran yang entah ketika bersama.

**Tremolo adalah teknik bermain gitar ketika satu nada dimainkan dengan cara dipetik berulang tiga kali dengan cepat.




SOMEONE #5: VONNA
24 September 2011
ink, color pencil and oil pastel on paper


* orang yang Aku temui berkali-kali dan Dia smart.

Oktober 2010



OK!
Oktober 2010
oil pastel on paper



*mencapai kesepakatan sebelum bersepakat. Ya, terkadang tanpa perlu kata.






VENUS
Oktober 2010
oil pastel on paper



* rasa yang pulen dalam dunia venus.

Jumat, 11 Maret 2011

Gambar Tandem #9: dengan Dina Listiorini

Ya, masih di Kedai Kebun dengan Bu Dina. Ternyata masih bergairah untuk gambar lagi. Bu Dina pengen gambar lagi dengan teknik dari idenya. Bu Dina membagi kertas kosong A3 menjadi 6 kolom. Katanya nanti Kami akan mengisikan di situ. Wow, asik juga ini. Mulai dari masing-masing ujung Kami mengisi dengan corak gambar masing-masing. Setelah itu kolom berikutnya dengan sisi yang dibalik. Sempat berfoto-foto dulu dan Bu Dina bilang, "Enaknya ada yang moto Kita, ya". Ga lama, ada bule Jepang yang memperhatikan Kami, lalu Dia bertanya apa yang Kami lakukan. Setelah sedikit bercerita, Bule Jepang itu memotret Kami. Nah, ada juga kan. hehehhe..


Semakin asik menggambar dan mengisi kolom-kolom yang dibuat Bu Dina sampai gambarnya jadi. Hmmm, Aku mencium sesuatu. Seperti melebur karakternya. Karena seperti saling meresapi karakter masing-masih ketika gambarnya semakin ke tengah. Lihat saja...



28 Februari 2011




Kalian pasti mulai terbiasa dan bisa tau yang ini karakter siapa dan yang itu siapa. Terlihat mulai menyatu dan saling menginspirasi, kan? 



Gambar Tandem #8: dengan Dina Listiorini

Awal kisah tandem dengan Bu Dina itu, via chat facebook. Lagi ngobrol ini itu anu, sampai ujug-ujug Aku pengen bertanya, "Apa Ibu suka gambar pake crayon?". Mulanya ga yakin sih, Bu Dina mauk. Tapi - kejutaaan! - ternyata Bu Dina suka dan mauk! Malahan kasih ide untuk pake sumba. Bu Dina teringat waktu kecil pernah bikin prakarya pakai sumba yang diolesin ke daun dan tulang daun pisang. Terus nanti di cap jadi motif-motif gitu. Aku masih bingung apa itu sumba dan Bu Dina semakin antusias cerita.

Sumba..
Apa ya itu? Belum pernah lihat, baru dengar ini. Aku browsing tapi ga banyak ketemu kayak apa bentuknya. Kata Bu Dina itu biasa digunakan untuk pewarna makanan. Biasanya dijual di pasar tradisional.


Sehari sebelum hari H, Aku jalan-jalan ke pasar tradisional nanya-nanya siapakah sumba itu. Akhirnya ketemu di satu kios di pasar. Aha! Kecil, serbuk berwarna dan harganya 100 perak! Tapi baru dapet warna kuning doang. Sambil Aku beli-beli sayuran yang bentuknya menark buat di cap, Aku tanya-tanya keberadaan si sumba ini lagi. Yay! Dapet lagi. Tapi warna biru doang. Yaaa..Aku anak manis yang pantang menyerah. Aku jalan-jalan sore lagi pake motorku sampai melihat toko kelontong tua yang tiba-tiba saja mataku memandang curiga ke sana. Akhirnya Aku tanya lagi apa di sana jual sumba? Aha! Ternyata ada! Jadi Aku sudah punya warna merah, kuning, hijau. Lalu ada bawang bombay, gambas dan bawang merah buat cap.

Hari Senin pun tiba. Aku dan Bu Dina berangkat sore hari. Tiba-tiba saja hujan. Tapi tetap pantang mundur. Malah asik, kayak waktu kecil hujan-hujanan sore hari. Lokasi pertama deket kampus yang dituju tutup. Lokasi kedua kurang yoi. Lokasi ketiga tutup. Dan piihan jatuh ke kedai kebun. Tempatnya nyamana dan sepertinya Kami ga bakal diusir kalo gambar di sana.

Setelah pesan makanan, Bu Dina langsung menanyakan alat gambarnya. Wah, seneng Aku. Dia antusias! Ya.. gambar dimulai. Aku juga mencoba teknik dan media baru.. Meja kami mirip bocah lagi main pasaran. Ada pewaran, becek air, potongan sayuran.Makin lama Kami makin asik dan makin asik, semakin menemukan gairah dan teknik baru, saling bersautan dan melebur dalam merespon. Hasil akhir yang sedikit jauh dari dugaan awalku. Karena awalnya kupikir ini akan berlanjut jadi perjalanan jemari dan warna yang penuh pola teratur. Lalu Aku iseng untuk "mengganggunya" dan Bu Dina terus konsisten dengan pola-polanya. Ya, saling melengkapi. :E 





28 Februari 2011





dari sisi satunya:




Cengir puas keluar dari wajah Kami. Aku minta Bu Dina melihat dari jauh gambar Kami dan diputar dari berbagai sisi.Terlalu banyak nama untuk menunjuk gambar apakah itu. Sampai lelah. Jadi tidak lagi perlu nama. Yang penting satu rasa karena kami sudah "ngobrol" sejak awal.

Aku bilang sama Bu Dina, "Yang penting Kita bisa ngobrol dalam gambar ini". Lalu Bu Dina tanya, "Apa Kita sudah ngobrol?"
"Ya, Kita udah ngobrol", jawabku.

Gambar Tandem #7: dengan Dian Kristiawan

Hehe, kenalin. Teman Tandemku kali ini namanya Kris. Aku sering panggil dia Krizzy atau Kriwil. Rambutnya kriwil dan kadang agak crazy. Lelaki paruh baya yang identik dengan vespa ijo ini temen kuliahku satu angkatan.

Suatu kala, Aku dan Kris ngobrol di chat romm facebook. ngobrol-ngobrol-ngobrol, dan Aku ingat Kris gambarnya bagus dan setipe-lah sama Aku. Maksudku Kris bakalan mauk Aku ajak ke tempat yang asik (asik buat Aku dan Kris) terus gambar tandem. Setelah Aku ceritain apa itu gambar tandem, Kris setuju. Selajnutnya ya Kita sibuk milih-milih tempat. Udah kayak orang mauk resepsi aja ya? hahahhaa.. Sampai pada akhirnya, Aku dan Kris setuju ke daerah Madukismo. Di sekitar sana ada jembatan lori persis di atas sungai, garasi lori yang panjang sekali itu, dan perumahan pegawai Madukismo yang di sana banyak pohon besar dan tinggi. Pohon-pohon itu bisa membentuk seperti lorong karena bagian atasnya menyatu. Sejuk banget.

Minggu pagi Kris jemput Aku dan meluncurlah Kita ke lorong pohon itu. Awalnya sambil si Kris makan soto, Kita pemanasan dengan ngobrol dulu. Lalu mulailah teknik tandem seperti yang biasa Aku gunakan, yang bergantian itu.. Sudah hampir penuh kertasnya, tiba-tiba Kami bosan. Ga keluar gregetnya. Kupikir bakalan selesai deh acara gambar hari itu, tanpa klimaks.

Akhirnya Kris bilang: 
Eh, gimana kalo gini? Kita pikirin satu gambar, tapi ga usah bilang. Nah, gue gambar dari sisi gue, lu dari sisi lu.

Aik:
Tapi tetep gantian kayak tadi? Wah nanti nabrak dong?

Kris:
Iya gantian. gapapa nabrak.


Mulailah Aku dan Kris menggambar bergantian . Baru sekali jalan, Kris udah bikin bete gara-gara dia gambar nabrak gambarku. Sebel! Padahal kan masih ada space sebelah sono.. Tapi ya, Aku juga ga tauk Dia mauk gambar apa. Aku menyesal ga buru-buru nyiapin gambar yang gede dari awal. Hrrrr....!

Ya, perjalanan tandem kali ini banyak rasa gemes dan sebel. Tapi di separuh jalan mulai terlatih untuk berdamai. Ya, supaya gambarku dan gambar Kris keliatan. Kali Aku halangin atau ancurin gambar Dia, nanti Aku takut dibales. Hahahahaha...!



Jadi inilah hasil duet due benda yang Aku dan Kris ciptakan...



Taraaaaa...!!!






ini dari sisi Kris.




                                                                                       19 Februari 2011



ini dari sisi Aku.

Tadinya mulut robotku harusnya di bawah dan matanya ga pengen kayak kucing begitu. Tapi Aku harus berdamai dengan gambar Kris yang nabrak itu. Terus tadinya Aku pengen ada kakinya, tapi karena di awal Aku kurang serakah ngambil space, jadinya kekecilan deh :E