Jumat, 11 Maret 2011

Gambar Tandem #8: dengan Dina Listiorini

Awal kisah tandem dengan Bu Dina itu, via chat facebook. Lagi ngobrol ini itu anu, sampai ujug-ujug Aku pengen bertanya, "Apa Ibu suka gambar pake crayon?". Mulanya ga yakin sih, Bu Dina mauk. Tapi - kejutaaan! - ternyata Bu Dina suka dan mauk! Malahan kasih ide untuk pake sumba. Bu Dina teringat waktu kecil pernah bikin prakarya pakai sumba yang diolesin ke daun dan tulang daun pisang. Terus nanti di cap jadi motif-motif gitu. Aku masih bingung apa itu sumba dan Bu Dina semakin antusias cerita.

Sumba..
Apa ya itu? Belum pernah lihat, baru dengar ini. Aku browsing tapi ga banyak ketemu kayak apa bentuknya. Kata Bu Dina itu biasa digunakan untuk pewarna makanan. Biasanya dijual di pasar tradisional.


Sehari sebelum hari H, Aku jalan-jalan ke pasar tradisional nanya-nanya siapakah sumba itu. Akhirnya ketemu di satu kios di pasar. Aha! Kecil, serbuk berwarna dan harganya 100 perak! Tapi baru dapet warna kuning doang. Sambil Aku beli-beli sayuran yang bentuknya menark buat di cap, Aku tanya-tanya keberadaan si sumba ini lagi. Yay! Dapet lagi. Tapi warna biru doang. Yaaa..Aku anak manis yang pantang menyerah. Aku jalan-jalan sore lagi pake motorku sampai melihat toko kelontong tua yang tiba-tiba saja mataku memandang curiga ke sana. Akhirnya Aku tanya lagi apa di sana jual sumba? Aha! Ternyata ada! Jadi Aku sudah punya warna merah, kuning, hijau. Lalu ada bawang bombay, gambas dan bawang merah buat cap.

Hari Senin pun tiba. Aku dan Bu Dina berangkat sore hari. Tiba-tiba saja hujan. Tapi tetap pantang mundur. Malah asik, kayak waktu kecil hujan-hujanan sore hari. Lokasi pertama deket kampus yang dituju tutup. Lokasi kedua kurang yoi. Lokasi ketiga tutup. Dan piihan jatuh ke kedai kebun. Tempatnya nyamana dan sepertinya Kami ga bakal diusir kalo gambar di sana.

Setelah pesan makanan, Bu Dina langsung menanyakan alat gambarnya. Wah, seneng Aku. Dia antusias! Ya.. gambar dimulai. Aku juga mencoba teknik dan media baru.. Meja kami mirip bocah lagi main pasaran. Ada pewaran, becek air, potongan sayuran.Makin lama Kami makin asik dan makin asik, semakin menemukan gairah dan teknik baru, saling bersautan dan melebur dalam merespon. Hasil akhir yang sedikit jauh dari dugaan awalku. Karena awalnya kupikir ini akan berlanjut jadi perjalanan jemari dan warna yang penuh pola teratur. Lalu Aku iseng untuk "mengganggunya" dan Bu Dina terus konsisten dengan pola-polanya. Ya, saling melengkapi. :E 





28 Februari 2011





dari sisi satunya:




Cengir puas keluar dari wajah Kami. Aku minta Bu Dina melihat dari jauh gambar Kami dan diputar dari berbagai sisi.Terlalu banyak nama untuk menunjuk gambar apakah itu. Sampai lelah. Jadi tidak lagi perlu nama. Yang penting satu rasa karena kami sudah "ngobrol" sejak awal.

Aku bilang sama Bu Dina, "Yang penting Kita bisa ngobrol dalam gambar ini". Lalu Bu Dina tanya, "Apa Kita sudah ngobrol?"
"Ya, Kita udah ngobrol", jawabku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar