Jumat, 04 Maret 2011

September 2010



BUNGA TENGAH MALAM dan CORONA BULAN
September 2010
pastel on paper 



*PR dari Teman Imejinerku untuk menggambar Bunga dan Corona Bulan yang baru pertama kali Aku lihat seumur hidupku.




GADIS KECIL dan AWAN KELABU
1 September 2010
color pencil, pastel, spidol on paper

 



Tadinya Gadis Kecil dan Awan Kelabu berteman akrab. Mereka sering bermain di hamparan langit  mendung, berdendang dalam gemuruh dan berjingkrak ketika hujan turun. Awan Kelabu adalah teman yang baik dan Gadis Kecil masih lugu. 

Suatu hari, Gadis Kecil meluncur ke bumi bersama hujan. Awan Kelabu yang sedang menjalankan tugas tidak menyadari kepergian Gadis Kecil. Ternyata, Gadis Kecil tertarik dengan pohon berdaun bulan sabit yang berwarna cerah dengan pancaran keemasan. Dalam waktu singkat, mereka pun berteman. Gadis Kecil ingin selalu di bumi, dekat dengan Si Pohon. Gadis Kecil suka dengan warna Si Pohon dan segala yang Si Pohon miliki yang belum pernah dilihat oleh Gadis Kecil sebelumnya.

Ketika Awan Kelabu sadar bahwa Gadis Kecil sudah tidak lagi di langit bersamanya,
Awan Kelabu terkaget. Dicarinya Gadis Kecil. Terbang rendah Ia sampai ke Bumi dan didapatinya Gadis Kecil sedang akrab sekali bermain dengan teman barunya. Awan Kelabu terlihat sedih. Awan Kelabu bertanya pada Gadis Kecil, “Hey, Gadis Kecil temanku… Sedang apa Kamu di sini?”, tanyanya dengan lembut dan rindu. “Sedang main. Main sama temanku”. Awan Kelabu merasa miris di dada. Gemuruh langit pun mulai bersautan dengan suara tak seperti biasanya. “Bagus ya, teman barumu”, kata Awan Kelabu setengah menyindir. “Iya doong, Dia warna-warni. Aku suka, Aku suka, Aku suka!”, Gadis Kecil berjingkrak girang tanpa menatap sedikitpun pada Awan Kelabu. Akhirnya, Awan Kelabu tak lagi dapat menahan perasaanya terhadap Gadis Kecil. 






SERASA
10 September 2010
color pencil & pastel on paper



 

*Tiba-tiba berada dalam relung dunia yang lain lalu disadarkan. Nikmat sekali bertemu dengan sisi diri sendiri – lagi.

**Sebelum mengalami ini, Aku merasakan tanda-tanda dari musik yang kuputar, perasaan-perasaan yang tak seperti biasa seolah menerawang ke suatu dunia. Seperti ada kumparan angin yang menarikku dengan halus ke sebuah dunia yang Aku sendiri belum tau apa. Gelisah terus membisiki dalam pekan-pekan itu. Hingga akhirnya semua bertemu dan terjadi seperti tiba-tiba. Fenomena ini seperti bola besi yang Kulempar dari jauh waktu sebelumnya. Terlempar bebas, memantul dan dihisap oleh magnet-magnet yang merupakan tanda-tanda itu sendiri, seperti sebuah teori Quantum yang diceritakan oleh seseorang, dimana hakikat segala sesuatu adalah dualitas dari gelombang/partikel yang saling melengkapi. 

***Tidak ada yang kebetulan dalam kejadian-kejadian hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar